Apple Maps di Nonaktifkan di Gaza dan Israel

Jakarta - Menurut The Hill, Apple Maps telah menangguhkan fungsi data lalu lintas langsungnya di Israel dan Gaza setelah adanya permintaan dari Pasukan Pertahanan Israel. Langkah ini menyusul Google dan Waze yang melakukan hal yang sama kemarin, dengan menghapus opsi untuk melacak kemacetan lalu lintas dan mendapatkan informasi kepadatan lalu lintas lokal.

Data lalu lintas langsung telah digunakan oleh orang-orang tertentu dalam konflik-konflik lain untuk mengungkapkan rincian pergerakan pasukan dan titik-titik pertemuan. Teknologi ini menggunakan data lokasi pengguna yang dianonimkan untuk tujuan mendeteksi penundaan lalu lintas dan memperkirakan waktu tempuh. Pada tahun 2022, pasukan Rusia menyerbu perbatasan timur Ukraina dan warga melihat area tersebut muncul sebagai 'kemacetan lalu lintas' di Google Maps.

Juru bicara Google Maps mengatakan kemarin bahwa "untuk alasan keamanan publik, kami untuk sementara menonaktifkan tampilan langsung kondisi lalu lintas dan informasi kemacetan."

Google dan Apple mematikan data lalu lintas secara langsung selama invasi Ukraina. Google Maps mengatakan bahwa mereka masih menyediakan rute dan perkiraan waktu tempuh yang memperhitungkan kondisi lalu lintas saat ini di area-area yang terkena dampak, dan Apple Maps juga melakukan hal yang sama.

Baca juga:
Politisi Gerindra Sulsel Muh Burhanuddin Ajak Generasi Muda Terlibat Aktif Bangun Bangsa

Menurut publikasi teknologi Israel, GeekTime, aplikasi-aplikasi ini menunjukkan peta Israel yang sebagian besar kosong, kecuali untuk laporan kendaraan yang macet, bahaya, dan perbaikan jalan. ditetapkan sebagai potensi bahaya bagi IDF.

Menurut New York Post, CEO Apple, Tim Cook, belum memberikan komentar mengenai serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel atau konflik yang terjadi setelahnya. CEO teknologi lainnya seperti Mark Zuckerberg, Sundar Pichai dan Satya Nadella telah angkat bicara mengenai masalah ini. Tahun lalu, Apple merayakan 10 tahun aktivitasnya di Israel dan saat ini mempekerjakan sekitar 2.000 orang di wilayah tersebut.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment