Ilustrasi Pilgub

MAKASSAR -- Pengamat politik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik, Muh Saiful menanggapi pernyataan pengamat politik dari Unismu yang mengatakan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi masih mudah dikalahkan dengan pasangan lainnya.

Saiful mengatakan, analisa Arqam sebagai akademisi dan pengamat sangat bias dan sangat tak bisa dipertanggung jawabkan. 

"Kalau saya baca, pernyataan Arqam ini sangat tendensius dan tidak berbasis data. Jadi sekadar semacam bualan di warung kopi", ujar Saiful, Selasa ( 28/5)

Dia melanjutkan, dalam memberi analisa terkait kontestasi pemilu (pilgub), harus senantiasa mengacu pada berbagai variabel data yang tersedia serta mampu membaca kecenderungan peta politik di wilayah dilaksanakannnya pemilihan. 

"Bukan hanya sekedar asal omong berdasar like and dislike serta meneruskan pesanan orang lain", ujarnya. 

Baca juga:
Di Tengah Guyuran Hujan, Mentan Amran Turun Langsung Tinjau Lokasi Kunker Presiden Jokowi di Bone

Kalau mau main data, kata Saiful, dalam survei-survei yang digelar, ASS masih mendominasi suara pemilih. "Ini yang harus jadi rujukan pertama," katanya. 

Kedua, lanjutnya, bagaimana melihat realitas politik di Sulsel yang masih kuat dalam menyambut calon gubernur ASS bila berkunjung di daerah-daerah. 

"Nah..jadi memang agak membingungkan pernyataan yang dilontarkan Arqam. Jangan-jangan ini hanya ungkapan frustrasi karena gagal dalam pilcaleg baru-baru ini. Lagi pula dalam bebagai perediksi yang dikeluarkan sama sekali meleset, seperti ketika dia mengatakan Azis Qahar masih unggul dibanding Nurdin Abdullah di Pigub Sulsel. Juga ketika mengatakan Nasram Mone' berpeluang menangkan Golkar di Pilwali 2018 dan lain-lain. Omongan kayak begini tak layak didengar," pungkasnya. 

Sebagai informasi, dalam sebuah media online, Minggu (26/5), Arqam mengatakan paket Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi sangat mudah dikalahkan. (*)